Friday, September 29, 2017

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR : RUMAH ADAT, PAKAIAN TRADISIONAL, MAKANAN TRADISIONAL, TARIAN TRADISIONAL,OBYEK WISATA , LAGU DAERAH ,LETAK GEOGRAFIS



PROVINSI KALIMANTAN TIMUR :   RUMAH ADAT, PAKAIAN TRADISIONAL, MAKANAN TRADISIONAL,  TARIAN TRADISIONAL,OBYEK WISATA ,  LAGU DAERAH ,LETAK GEOGRAFIS


21. Provinsi Kalimantan Timur (KALTIM) 


Ibukota nya adalah Samarinda
Berdiri : 7 Desember 1956 Dasar Hukum : UU.No.25/1956
Letak : Pulau Kalimantan ( 1ºLU-3ºLS dan 113º-120ºBT )
Tanda Plat Nomor Kendaraan : KT Luas Wilayah : 211.440 km².
Bandar Udara : Temindung (Samarinda) , Sepinggan (Balikpapan).
Pelabuhan Laut : Pelabuhan Samarinda.
Pahlawan : Pangeran Antasari, Brigjen Hasan Basri, Dr, KH Idham Chalid
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta : Universitas Mulawarman (UNMUL). 


Makanan Khas Daerah : Sanga Cobek Salat, Petah, Ayam Cincane,dll. 

Ayam Cincane

Ayam Cincane adalah salah satu kuliner andalan di kota Samarinda. Biasanya, kuliner ini dijadikan hidangan utama ketika masyarakat Samarinda menyelanggarakan pesta pernikahan atau acara menyambut tamu kehormatan. aging ayam kampung yang disajikan bersama bumbu berwarna kemerahan menjadi ciri khas tersendiri dari Ayam Cincane.

Obyek Wisata : Manggar Besar, Tanjung Isuy, Tanag Grogot, Tanah Merah, dll. 

WISATA Batu Dinding atau Batu Tenvang


Wisata alam batu dinding dapat ditempuh dengan kapal sungai menuju Long Bagun. Di sepanjang perjalanan menuju hulu Sungai Mahakam tersebut, kita dapat singgah sejenak dan menikmati berbagai perkampungan suku Dayak di wilayah Kabupaten Kutai Barat yang sangat alami. Di kawasan ini terdapat legenda Batuq Ayau , yaitu kawasan bebatuan yang dipercaya sebagai tenpat pembuangan kepala musuh pada saat terjadinya perang antar suku di masa lalu. Perang tersebut sering disebut dengan istilah Mengayau. Gunung Batu ini juga nerupakan batas wilayah Propinsi Kalimantan Timur dengan Propinsi Kalimantan Tengah.

Liang Mangkulangit

Liang Mangkulangit atau bahsa penduduk setempat berarti Goa Mengangkat Langit yang diberikan oleh penemunya. Dibawahnya terdapat aliran sungai Kandilo. Lama perjalanan yang ditempuh kurang lebih 45 menit dari Muara Komam atau kurang lebih 10 Menit dari Desa Muara Kuaro.

Peninggalan Sejarah :
1. Keraton Kerajaan Kutai Kertanegara.
2. Prasasti Muara Kanan.
3. Prasasti Mulawarman dari Kerajaan Kutai Kertanegara yang menggunakan huruf Pallawa tahun 400 masehi.
Industri dan Pertambangan : Kayu Lapis, Gas Alam Cair, Minyak Bumi, Tenun, Kristal, Timah.
Tarian Tradisional : Tari Perang, Tari Gong, Tari Belian Senteyu, Tari Gantar, Tari Hudog. 

Tari Persatuan dan Kesatuan


Tarian ini berasal dari suku Dayak Kenyah. Semula, tarian ini dinamakan “KANCET MENYAM TALI” berarti Tarian Anyam Tali. Para penari memegang tali atau pita aneka warna yang menjadi perlambang atau symbol dari keanekaragaman suku, adat, budaya dan agama masyarakat yang tinggal di Kalimantan Timur. Pita tersebut kemudian dianyam menjadi simpul yang terpadu. Tarian ini mengilhami Gubernur Kalimantan Timur, H. Suwarna Abdul Fatah untuk menjadikan tarian wajib bagi masyarakat Kalimantan Timur karena sesuai dengan situasi dan kondisi daerah ini. Oleh karena itu dinamakan Tarian Persatuan dan Kesatuan.

Rumah Adat : Rumah Lamin.
Senjata Tradisional : Mandau, Bujak, Anak Mandau, Beliung dan Sumpitan
Suku : Ngaju, Otdanum, Apokayan,Punan, Murut, Dayak, Kutai, Kayan, Punan, dan Bugis, Abal, Bulungan, Tidung, Kenyah, Berusau.
Bahasa Daerah : Melayu, Dayak, Kutai, Banjar Pakaian Adat : Urang Besunung
Identitas Daerah :
Flora : Anggrek Hitam (Ceologyna Pandurata),
Fauna : Pesut Mahakam (Orcaelia Brevirostris)
Alat Musik Tradisional : SAMPE (sumber bunyi : Kordofon , DIPETIK PADA BAGIAN SENARNYA) 
Julukan : Kota Tepian

Lagu Daerah : Indung-Indung, Burung Enggang, Meharit, Sabar'ai, Anjat Manik, Bebilin, Andang Sigurandang 

Lirik Lagu Daerah Kalimantan Timur – INDUNG INDUNG

Indung Indung

Indung Indung Kepala Lindung
Hujan Di Udik Di Sini Mendung
Anak Siapa Pakai Kerudung
Mata Melirik Kaki Kesandung

La Haula Wala Kuwwatta
Mata Melihat Seperti Buta
Tiada Daya Tiada Upaya
Melainkan Tuhan Yang Maha Esa

Aduh Aduh Siti Aishah
Mandi Di Kali Rambutnya Basah
Tidak Sembahyang Tidak Puasa
Di Dalam Kubur Mendapat Siksa

Duduk Goyang Di Kusi Goyang
Beduk Subuh Hampir Siang
Bangunkan Ibu Suruh Sembahyang
Jadilah Anak Yang Tersayang



No comments:

Post a Comment